Skip ke Konten

Sejarah Bulan Sabit Merah: Dari Medan Perang ke Misi Kemanusiaan Global

Sejarah Bulan Sabit Merah tak bisa dilepaskan dari akar gerakan kemanusiaan modern yang dimulai oleh Henry Dunant, seorang warga Swiss.

sejarah bulan sabit merah


Awal Mula Gerakan Kemanusiaan


Sejarah Bulan Sabit Merah tak bisa dilepaskan dari akar gerakan kemanusiaan modern yang dimulai oleh Henry Dunant, seorang warga Swiss. Pada tahun 1859, Dunant menyaksikan kekejaman dan penderitaan luar biasa dalam Pertempuran Solferino, antara pasukan Austria dan Prancis di Italia. Ribuan tentara yang terluka dibiarkan tanpa perawatan, sekarat di medan perang.


Henry Dunant


Pengalaman itu menggerakkan Dunant untuk menulis buku A Memory of Solferino (1862), yang mendorong ide tentang pembentukan organisasi sukarelawan untuk membantu korban perang tanpa memandang pihak yang bertikai. Gagasannya akhirnya melahirkan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Jenewa pada tahun 1863, dan disusul dengan Konvensi Jenewa pertama pada tahun 1864, yang mengesahkan perlindungan terhadap petugas medis dan korban perang.


Simbol palang merah di atas dasar putih dipilih sebagai lambang netral, kebal dari serangan, dan diadopsi oleh negara-negara yang menandatangani konvensi.


Penolakan dan Lahirnya Bulan Sabit Merah


Namun, tidak semua negara merasa nyaman dengan simbol palang merah. Dalam Perang Rusia-Turki (1876–1878), Kekaisaran Ottoman (Utsmani) menolak menggunakan simbol palang merah karena dianggap menyerupai simbol keagamaan Kristen. Sebagai gantinya, mereka memilih bulan sabit merah di atas dasar putih, yang lebih sesuai dengan tradisi dan budaya Islam.


lambang bulan sabit merah


Awalnya, penggunaan simbol ini tidak diakui secara resmi oleh ICRC atau Konvensi Jenewa. Namun, karena pentingnya keterlibatan Kekaisaran Ottoman dalam kegiatan kemanusiaan, simbol Bulan Sabit Merah secara informal mulai diterima di kalangan internasional.


Pengakuan Resmi dan Perluasan Simbol


Pada Konvensi Jenewa kedua (1929), simbol Bulan Sabit Merah akhirnya diakui secara resmi sebagai lambang alternatif dari Palang Merah. Ini menandai momen penting dalam sejarah organisasi kemanusiaan karena membuka jalan bagi lebih banyak negara Muslim untuk bergabung dalam gerakan global ini tanpa harus menggunakan simbol yang dianggap tidak mewakili budaya mereka.


Selain Bulan Sabit, pada waktu yang sama Singa dan Matahari Merah milik Iran juga diakui, meskipun simbol tersebut tidak lagi digunakan sejak 1980 ketika Iran resmi menggunakan Bulan Sabit Merah.


Perkembangan Organisasi Bulan Sabit Merah


Setelah pengakuan resmi, berbagai negara Muslim mulai mendirikan Perhimpunan Bulan Sabit Merah nasional. Beberapa tonggak penting dalam perkembangannya meliputi:


  • 1935: Bulan Sabit Merah Turki secara resmi menjadi bagian dari Gerakan Internasional.
  • 1948: Bulan Sabit Merah Mesir aktif dalam misi bantuan selama konflik Arab-Israel.
  • 1950-an – 1970-an: Bulan Sabit Merah hadir di hampir seluruh negara berpenduduk mayoritas Muslim di Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
  • 1977: Bulan Sabit Merah Indonesia berdiri, meskipun perannya tidak sebesar Palang Merah Indonesia (PMI) yang telah ada lebih dahulu.
  • 1978: Bulan Sabit Merah memainkan peran besar dalam krisis kemanusiaan akibat konflik di Afghanistan dan Lebanon.
  • 1980–2000-an: Organisasi ini turut terlibat aktif dalam berbagai operasi penyelamatan bencana alam, seperti gempa bumi di Iran, tsunami di Aceh, dan konflik di Sudan.


Simbol Baru: Kristal Merah


Karena masih ada negara yang enggan menggunakan palang merah maupun bulan sabit merah, Konferensi Diplomatik pada tahun 2005 memperkenalkan simbol ketiga: Kristal Merah (Red Crystal), simbol netral yang tidak mengandung makna keagamaan atau budaya tertentu. Simbol ini mulai digunakan pada tahun 2006, terutama oleh Magen David Adom (organisasi kemanusiaan Israel) yang sebelumnya menggunakan simbol bintang Daud merah yang tidak diakui secara internasional.


Peran Masa Kini dan Kolaborasi Global


Hingga kini, Gerakan Bulan Sabit Merah merupakan bagian dari Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, yang terdiri dari:


  • Komite Internasional Palang Merah (ICRC) – fokus pada bantuan di wilayah konflik bersenjata.
  • Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) – menangani bencana alam dan isu kemanusiaan lainnya.
  • Perhimpunan Nasional – organisasi Palang Merah atau Bulan Sabit Merah di tiap negara.


Secara global, lebih dari 192 negara memiliki perhimpunan nasional yang tergabung dalam gerakan ini. Negara-negara berpenduduk Muslim umumnya memakai nama Bulan Sabit Merah, seperti:


  • Bulan Sabit Merah Mesir
  • Bulan Sabit Merah Turki
  • Bulan Sabit Merah Pakistan
  • Bulan Sabit Merah Arab Saudi
  • Bulan Sabit Merah Malaysia


Organisasi ini aktif dalam berbagai krisis kemanusiaan global, termasuk konflik di Suriah, krisis pengungsi Rohingya, pandemi COVID-19, dan bencana alam seperti banjir dan gempa.


Penutup


Sejarah Bulan Sabit Merah adalah bukti bahwa nilai-nilai kemanusiaan mampu melampaui batas agama, budaya, dan politik. Dari keputusan Kekaisaran Ottoman untuk menolak simbol palang hingga pengakuan resminya di dunia internasional, Bulan Sabit Merah kini menjadi lambang harapan dan solidaritas bagi jutaan orang yang membutuhkan bantuan di saat paling genting.


Dengan kolaborasi bersama Palang Merah dan simbol Kristal Merah, gerakan kemanusiaan global ini terus bertransformasi untuk menjawab tantangan abad ke-21 — sambil tetap setia pada misinya: melindungi kehidupan dan martabat manusia di tengah penderitaan.

di dalam Sejarah
Sejarah Bulan Sabit Merah: Dari Medan Perang ke Misi Kemanusiaan Global
fajar ryanto 7 Mei 2025
Share
Label
Arsip
Peta Rahasia Tawaran Perdamaian Israel 2008 Terungkap: Peluang Dua Negara yang Gagal
Pemberian lebih dari 94% wilayah Tepi Barat untuk negara Palestina