Pada pagi hari tanggal 5 Agustus 1962, dunia dikejutkan oleh kabar kematian salah satu ikon budaya paling terkenal di abad ke-20 yaitu Marilyn Monroe. Ia ditemukan tak bernyawa di kamar tidurnya di Los Angeles, dengan botol-botol pil tidur berserakan di dekat ranjang.
Pada saat itu, dunia menganggapnya sebagai tragedi pribadi—seorang bintang yang rapuh tenggelam dalam tekanan dunia yang glamor. Tapi seiring waktu, muncul celah dalam narasi resmi.
Terlebih lagi, ketika publik mulai mengetahui hubungan gelapnya dengan Presiden Amerika Serikat saat itu yaitu John F. Kennedy, dan adiknya Robert F. Kennedy.
Maka dimulailah bab baru dalam sejarah yang menceritakan tentang konspirasi kematian Marilyn Monroe yang bertahan hingga hari ini.
Profil Marilyn Monroe
Sebelum menjadi legenda Hollywood, Marilyn Monroe hanyalah seorang gadis bernama Norma Jeane Mortenson, yang lahir pada 1 Juni 1926 di Los Angeles.
Semasa kecilnya Marilyn Monroe bisa dibilang sudah tersiksa, ibunya mengidap gangguan mental, dan Marilyn sendiri tumbuh di panti asuhan serta keluarga angkat.
Tak lama setelah dewasa, ia mulai bekerja di pabrik amunisi selama Perang Dunia II, di mana foto-fotonya sebagai gadis pin-up sangat menarik perhatian para fotografer.
Karier modeling yang dijalaninya membuka jalan untuk masuk ke dunia film. Pada akhir 1940-an hingga 1950-an, Marilyn menjadi primadona layar lebar. Ia membintangi film ikonik seperti Gentlemen Prefer Blondes (1953), The Seven Year Itch (1955), dan Some Like It Hot (1959).
Bukan hanya wajah cantik dan tubuh ideal yang membuatnya terkenal, melainkan ada sesuatu dalam ekspresi dan cara bicaranya yang memikat jutaan orang. Bisa dibilang ia adalah lambang seksualitas untuk para lelaki.
Di balik layar, Marilyn kerap berjuang melawan kecemasan, insomnia, serta kecanduan obat penenang dan alkohol. Ia menikah tiga kali, pertama dengan penulis naskah yaitu Arthur Miller, kedua pemain bisbol Joe DiMaggio, dan terakhir James Dougherty. Semua pernikahannya tidak ada yang bertahan.
Meskipun berada di puncak ketenaran, Marilyn Monroe masih merasa kesepian, terjebak dalam citra publik yang tak pernah benar-benar mewakili dirinya.
Hubungan antara Marilyn Monroe, JFK, dan Robert Kennedy
Marilyn memiliki reputasi sebagai wanita yang menggoda banyak pria berkuasa. Tapi yang paling mencolok adalah hubungannya dengan dua tokoh politik paling penting di Amerika saat itu yaitu Presiden John F. Kennedy dan adiknya, Jaksa Agung Robert F. Kennedy.
Kedekatannya dengan JFK bermula pada awal 1960-an. Banyak sumber menyebutkan bahwa hubungan itu bersifat kasual, bahkan JFK pernah menyatakan pada seorang teman, “Saya tidak bisa menjadikan Marilyn istri saya, karena ia terlalu tidak stabil.” Namun Marilyn disebut jatuh cinta pada JFK, dan merasa dipermainkan setelah ditinggalkan.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa setelah hubungan dengan JFK renggang, Robert Kennedy justru mengambil alih posisi itu—hubungan yang jauh lebih berisiko, karena Robert Kennedy adalah figur penting dalam pemerintahan dan memiliki ambisi politik besar.
Klimaks dari cerita ini terjadi pada 19 Mei 1962, ketika Marilyn tampil dalam gaun ketat penuh kristal dan menyanyikan "Happy Birthday, Mr. President" di depan ribuan tamu dalam ulang tahun JFK yang ke-45.
Penampilannya menimbulkan kegemparan. Istrinya, Jacqueline Kennedy, tidak hadir malam itu. Dalam pandangan publik, penampilan Marilyn seolah menjadi pengakuan terbuka akan hubungan terlarang.
Malam Kematian yang Penuh Tanda Tanya
Malam sebelum kematiannya, Marilyn dilaporkan melakukan beberapa panggilan telepon misterius. Salah satunya kepada sahabatnya, Peter Lawford—aktor sekaligus ipar JFK.
Menurut Lawford, Marilyn terdengar kacau dan mengucapkan kata-kata terakhir yang mengerikan: “Say goodbye to the president, and say goodbye to you, because you’re a nice guy.” Setelah itu, sambungan terputus.
Tubuh Marilyn ditemukan keesokan paginya oleh pengurus rumah tangga, Eunice Murray. Namun dalam laporan waktu kematiannya tidak konsisten. Ada perbedaan jam antara ketika ia terakhir kali terlihat hidup dan saat ambulans dipanggil.
Hal yang mencurigakan adalah tidak ditemukan segelas air di kamar tidur, padahal overdosis pil biasanya memerlukan cairan untuk menelan.
Hal yang lebih janggal lagi, laporan otopsi menyebutkan bahwa lambung Marilyn kosong, tanpa sisa pil apa pun. Jika benar ia menelan puluhan kapsul, seharusnya ada bekasnya.
Ini membuat teori suntikan langsung ke pembuluh darah atau dubur mulai menguat. Namun organ-organ penting seperti usus besar dan perut yang bisa memberikan bukti, dilaporkan telah dihancurkan atau hilang dalam proses autopsi lanjutan.
Teori Konspirasi yang Muncul
1. Dibungkam oleh Pemerintah
Teori paling populer menyebut Marilyn dibunuh karena terlalu banyak memiliki informasi. Beberapa orang dekat Marilyn menyebut bahwa ia biasa menulis segala sesuatu di buku catatan merah, namun buku catatan harian Marilyn hilang setelah kematiannya, dan diyakini telah disita atau dihancurkan.
Konon, di dalamnya terdapat informasi mengenai: Program pengawasan rahasia pemerintah, Rencana CIA untuk membunuh Fidel Castro, dan Pengetahuan tentang keberadaan makhluk luar angkasa atau UFO.
2. Perintah dari Keluarga Kennedy
Teori ini menyatakan bahwa keluarga Kennedy, khususnya Robert F. Kennedy, berperan langsung dalam kematian Marilyn. Menurut beberapa versi, hubungan Marilyn dengan JFK sudah berakhir, tetapi ia masih menjalin relasi emosional dengan Robert Kennedy. Ketika Marilyn merasa dipermainkan dan mengancam akan membeberkan semuanya ke media, Robert F. Kennedy panik.
Ada dugaan bahwa Robert Kennedy mengunjungi Marilyn malam itu untuk “membujuk” agar ia tidak membongkar rahasia. Ketika bujukannya gagal, ia disebut memanggil dokter untuk menenangkannya, dan prosedur medis itu justru berujung fatal.
Teori ini diperkuat oleh kesaksian beberapa petugas ambulans dan keamanan rumah, meskipun tidak ada bukti dokumenter yang sah.
3. Kecelakaan Medis yang Ditutupi
Beberapa dokter berpendapat bahwa Marilyn mengalami overdosis tak disengaja, tapi ada upaya panik untuk menutupi kejadian tersebut agar tidak merusak citra Kennedy. Maka semua bukti dimanipulasi, bahkan jenazahnya mungkin dimanipulasi sebelum diperiksa resmi.
Laporan otopsi menyebutkan adanya konsentrasi tinggi barbiturat dalam darah dan hati Marilyn. Namun, tidak ditemukan sisa pil di lambungnya, yang membuat para ahli forensik bingung. Jika Marilyn menelan puluhan kapsul, pasti ada sisa-sisa yang tampak.
Beberapa dokter berspekulasi bahwa pil tidak ditelan, melainkan disuntikkan atau dimasukkan lewat dubur. Ini menjelaskan ketiadaan sisa pil dalam perut. Namun hal ini sulit dibuktikan karena beberapa organ internal Marilyn dilaporkan hilang atau tidak tersedia saat pemeriksaan ulang.
Menurut Richard Case dan James Hall, dua petugas ambulans pertama yang tiba di lokasi, mereka sempat melihat tubuh Marilyn masih hidup (tidak sepenuhnya tewas), dan dokter pribadi Marilyn memberi suntikan.
Setelah itu, mereka disuruh keluar, dan jenazah Marilyn ditemukan kembali dalam posisi yang telah diatur ulang.
“Hollywood is a place where they'll pay you a thousand dollars for a kiss and fifty cents for your soul.” – Marilyn Monroe
Mungkin kutipan itu adalah cerminan paling jujur dari hidup Marilyn Monroe. Di mata dunia, ia adalah dewi kecantikan.
Tapi di balik layar, ia hanyalah seorang perempuan kesepian yang mencoba mencari cinta dan pengakuan di dunia yang terlalu kejam.
Dan seperti banyak kisah besar lainnya, kematiannya bukan akhir, melainkan awal dari legenda yang tak pernah benar-benar mati.