Gunung Rinjani berdiri megah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjulang hingga ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut.
Tidak hanya menjadi gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, Rinjani adalah mahakarya alam yang penuh cerita. Setiap sudutnya, mulai dari padang savana hingga kawah yang memikat, menyimpan jejak sejarah geologis, mitos-mitos mistis, dan budaya yang telah hidup bersama gunung ini selama berabad-abad.
Melalui artikel ini, mari kita selami pesona Rinjani yang memikat hati dan membangkitkan rasa takjub akan harmoni alam dan manusia.
1. Geografi Gunung Rinjani
Gunung Rinjani terletak di bagian utara Pulau Lombok, dengan koordinat sekitar 8°24′ LS dan 116°28′ BT. Kawasan ini termasuk dalam Taman Nasional Gunung Rinjani yang mencakup area seluas lebih dari 41.000 hektar.
Di puncak Rinjani terdapat sebuah kaldera besar yang terbentuk akibat letusan dahsyat di masa lampau. Kaldera ini menampung Danau Segara Anak, danau kawah yang menjadi salah satu ikon Rinjani. Dengan luas sekitar 11 km², Segara Anak menawarkan pemandangan luar biasa dan sering digunakan sebagai lokasi ritual oleh masyarakat setempat.
Gunung Rinjani memiliki beberapa rute pendakian utama yang dapat diakses dari berbagai titik:
- Rute Sembalun: Rute ini merupakan yang paling populer karena medan awalnya relatif landai, meskipun menuju puncak sangat menantang. Pendaki akan melewati padang savana dan panorama indah sepanjang perjalanan.
- Rute Senaru: Cocok bagi pendaki yang ingin menikmati keindahan hutan tropis. Jalur ini sering dipilih oleh pendaki yang ingin mengunjungi Danau Segara Anak terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke puncak.
- Rute Torean: Jalur ini lebih jarang digunakan, tetapi menawarkan pemandangan unik seperti air terjun dan jalur yang dekat dengan sungai. Biasanya digunakan untuk perjalanan turun.
- Rute Timbanuh: Rute baru yang lebih sepi dan cocok bagi mereka yang mencari tantangan tambahan dengan jalur yang lebih terjal.
Setiap rute memiliki daya tarik tersendiri, memberikan pengalaman berbeda bagi para pendaki yang ingin mengeksplorasi keindahan Gunung Rinjani.
2. Sejarah Geologis dan Letusan Bersejarah
Secara geologis, Gunung Rinjani terbentuk sebagai bagian dari busur vulkanik Sunda, yang merupakan hasil dari proses subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Aktivitas vulkanik pertama gunung ini diperkirakan terjadi jutaan tahun lalu.
Letusan besar pada abad ke-13 diyakini sebagai salah satu yang paling signifikan dalam sejarah Rinjani. Peneliti menduga letusan ini memberikan dampak global, termasuk penurunan suhu bumi akibat pelepasan abu vulkanik ke atmosfer. Kaldera besar di puncak gunung merupakan hasil dari peristiwa tersebut. Di tengah Danau Segara Anak, muncul Gunung Barujari, yang terus aktif hingga kini.
Letusan modern Gunung Barujari tercatat terjadi beberapa kali, termasuk pada tahun 2010, 2015, dan 2016. Letusan ini menghasilkan abu vulkanik yang memengaruhi penerbangan dan aktivitas masyarakat Lombok.
3. Mitos dan Budaya yang Mengakar
Bagi masyarakat Lombok, Gunung Rinjani bukan hanya sebuah gunung, ia adalah entitas spiritual yang sakral. Dalam kepercayaan masyarakat Sasak, Rinjani dihuni oleh Dewi Anjani, sosok penjaga yang diyakini sebagai pemimpin para jin dan makhluk halus. Mitos ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Lombok.
Salah satu tradisi unik yang dilakukan masyarakat adalah upacara "Mulang Pekelem," yaitu persembahan berupa emas atau barang berharga lain yang dilarung ke Danau Segara Anak.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti saat terjadi bencana alam, kekeringan panjang, atau momen-momen khusus yang dianggap sakral oleh masyarakat. Ritualnya melibatkan pemimpin adat atau pemuka agama yang memimpin doa-doa, disertai prosesi membawa persembahan ke tepi danau, sebelum akhirnya melarungnya ke tengah danau.
Tujuan utama ritual ini adalah untuk memohon keselamatan, kesuburan, dan kesejahteraan kepada penghuni gunung serta menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Masyarakat Hindu Bali yang tinggal di Lombok juga memiliki hubungan spiritual dengan Rinjani. Mereka sering melakukan persembahyangan di sekitar Segara Anak untuk memohon berkah dari para dewa.
Persembahyangan ini biasanya dilakukan dengan membawa sesajen berupa bunga, buah, dan dupa. Setelah doa dipanjatkan, sesajen akan diletakkan di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral. Ritual ini berlangsung dengan khidmat, dipimpin oleh pemangku adat atau pemuka agama, yang mengarahkan prosesinya sesuai dengan tata cara keagamaan Hindu.
4. Rinjani dalam Perjalanan Manusia
Gunung Rinjani mulai dikenal luas oleh masyarakat luar Lombok pada zaman kolonial Belanda. Pendakian pertama yang tercatat dilakukan pada abad ke-19 oleh naturalis dan penjelajah Eropa. Mereka tidak hanya mengagumi keindahan alamnya, tetapi juga mempelajari flora dan fauna unik yang ada di kawasan ini.
Saat ini, Rinjani menjadi salah satu destinasi favorit bagi pendaki dari seluruh dunia. Rute pendakian menawarkan tantangan sekaligus pemandangan yang spektakuler, dari savana, hutan tropis, hingga panorama kawah yang menakjubkan.
5. Keanekaragaman Hayati dan Upaya Konservasi
Sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani, kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk beberapa yang endemik. Burung-burung seperti "Cikukua Tunggir Merah" dan "Kakatua Kecil Jambul Kuning" sering terlihat di kawasan ini. Flora khas seperti edelweiss dan berbagai jenis anggrek menambah kekayaan alam Rinjani.
Namun, meningkatnya aktivitas pariwisata juga membawa tantangan, termasuk sampah dan degradasi lingkungan. Pemerintah dan komunitas lokal bekerja sama untuk menjaga kelestarian Rinjani, termasuk melalui program pendidikan lingkungan dan ekowisata yang berkelanjutan.
Harmoni Alam dan Manusia
Gunung Rinjani adalah simbol keagungan alam dan kekayaan budaya Indonesia. Dari sejarah geologisnya yang penuh dengan letusan dahsyat, mitos-mitos yang menambah dimensi spiritual, hingga peran pentingnya dalam kehidupan masyarakat sekitar, Rinjani adalah bukti nyata bagaimana alam dan manusia dapat hidup dalam harmoni.
Setiap langkah di Rinjani, dari kaki gunung hingga puncaknya, adalah perjalanan untuk mengenal lebih dekat hubungan antara sejarah, budaya, dan keindahan alam yang tak ternilai. Sebagai salah satu warisan Indonesia, sudah sepatutnya kita menjaga Gunung Rinjani agar tetap lestari untuk generasi mendatang.